Monday, October 20, 2008

Langkah hidup terus mengikuti alur EVOLUSI Gerak Substansial.

Filsafat Hikmah dan Agama Masa Depan
Ditulis Oleh Musa Kazhim Habsyi
Jumat, 09 Mei 2008
Sebelum berbicara tentang hikmah muta’aliyah (selanjutnya kita sebut sebagai filsafat hikmah), saya perlu mengemukakan sejumlah pendahuluan berikut. Pertama, manusia adalah makhluk yang secara intrinsik (fitriah) mencari kesempurnaan. Fitrah ini mendorong manusia untuk terus-menerus berevolusi dan menyempurna. Kedua, dalam mencari kesempurnaan ini manusia akan mengandalkan pelbagai daya yang telah dimilikinya. Ketiga, pengetahuan dalam pengertian luas adalah kriteria untuk mengukur tingkat evolusi dan kesempurnaan manusia. Keempat, setidaknya ada enam kategori pengetahuan manusia:
a. Pengetahuan hudhuri/badihi (fitrah);
b. Pengetahuan rasional (akal);
c. Pengetahuan indrawi (panca indra);
d. Pengetahuan mistis/emosional (hati);
e. Pengetahuan imajiner (imajinasi);
f. Pengetahuan keagamaan (wahyu/teks suci).
Kelima, pengetahuan hudhuri merupakan pijakan dasar bagi seluruh tindak pengetahuan manusia. Untuk jenis pengetahuan ini, manusia hanya perlu untuk menyadarinya secara langsung dan introspektif. Dalam pengetahuan ini tidak ada jarak antara subjek dan objek, ranah ontologis dan epistemologis melebur jadi satu.
Keenam, pengetahuan rasional berpusat pada akal, dengan sifat yang universal dan abstrak. Ketujuh, pengetahuan indrawi diperoleh lewat panca indra. Pengetahuan ini bersifat spasio-temporer, partikular dan berubah-ubah, sesuai dengan hukum-hukum yang mengatur alam fisik.
Kedelapan, pengetahuan mistis/hati (ma’rifah qalbiyah) adalah pengetahuan yang bersumber dari lintasan-lintasan hati. Pengetahuan ini memiliki sejumlah kendala yang berasal dari watak-watak yang merusak (al-malakat al-fasidah). Sifat pengetahuan ini adalah partikular abstrak.
Kesembilan, pengetahuan imajiner bersumber pada daya imajinasi dan angan-angan manusia. Imajinasi berperan menghidupkan dan mengembangkan kognisi manusia tentang objek-objek partikular. Kesepuluh, pengetahuan keagamaan bersumber pada teks-teks suci. Al-Quran dan hadis adalah dua sumber utama pengetahuan keagamaan dalam konteks Islam. Pemahaman atas al-Quran mestilah berangkat dari al-Quran itu sendiri atau dari hadis-hadis yang mendampinginya.

Filsafat Hikmah
Bertolak dari sepuluh pendahuluan di atas, kita bisa memahami proyek filsafat hikmah secara utuh dan ringkas. Untuk menjelaskan proyek filsafat hikmah, makalah ini akan berpijak pada rumusan-rumusan Mulla Shadra dan Allamah Thabathaba’i. Ada beberapa langkah menarik yang diambil oleh Mulla Shadra, untuk merumuskan kompleksitas proyek filsafat hikmah dengan segenap implikasinya.
Pertama, meletakkan sistem filsafat hikmah di atas sejumlah dasar pengetahuan hudhuri/badihi, sambil menegaskan bahwa semua dasar itu bersifat swabukti (self-evident). Dasar-dasar swabukti tidak memerlukan pembuktian (burhanah) atau pengukuhan (itsbat), melainkan hanya memerlukan pemaparan atau penjelasan.
Kedua, menurunkan sejumlah prinsip rasional-filosofis untuk mendukung bangunan filsafatnya dari prinsip-prinsip swabukti yang telah diketahui manusia secara hudhuri tersebut.
Ketiga, menyelaraskan prinsip-prinsip rasional-filosofis yang bersumber pada prinsip-prinsip swabukti dengan sejumlah mukasyafah (penyingkapan batin) para mistikus. Kategori pengetahuan ini juga sering disebut dengan ilmu gaib atau ilmu laduni.
Keempat, menyelaraskan prinsip-prinsip rasional-filosofis dan mukasyafah dengan teks-teks suci dalam rangka memperteguh dan memperluas bangunan filsafat hikmah.
Kelima, mengajukan metodologi sistematis untuk mencapai kebenaran utuh sebagaimana tersebut di atas secara teoritis dan praktis.
Dalam karya utamanya yang berjudul Hikmah Muta’aliyah fi al-Asfar al-Arba’ah (Hikmah yang Mengemuncak dalam Empat Perjalanan Manusia), Mulla Shadra secara panjang-lebar memaparkan lima langkah yang telah diambilnya untuk menemukan kebenaran tertinggi, kebenaran utuh, yang tidak sekedar bersifat rasional-filosofis, mistis-emosional, tekstual-keagamaan, tetapi juga kebenaran dalam pengertian realisasi langsung (tahaqquq).
Dalam pengantar al-Asfar, Mulla Shadra menyatakan:
“Teori-teori diskursif hanya akan mempermainkan para pemegangnya dengan keragu-raguan. Kelompok yang datang belakangan akan melaknat kelompok yang datang sebelumnya, sehingga ‘Setiap umat yang masuk (ke dalam neraka) akan melaknat umat sebelumnya (yang telah ikut menyesatkannya).’” (QS. al-A’raf [7]: 38)1
Persis dalam pengantar ini, dia mulai melancarkan pukulan bertubi-tubi pada kalangan Paripatetik yang bersikukuh memegang akal dan prinsip-prinsip rasional sebagai satu-satunya alat penyingkap kebenaran. Menurut Mulla Shadra, akal punya keterbatasan, sebagaimana alat-alat pengetahuan manusia lainnya. Karena itu, diperlukan suatu metodologi yang mensinergikan semua potensi yang ada, sehingga masing-masing potensi itu dapat mengambil perannya dalam mengantarkan manusia kepada kebenaran seutuhnya dan puncak kesempurnaannya.
Selanjutnya, dalam Mafatih al-Ghayb, Mulla Shadra menuturkan:
“Banyak orang yang bergelut dalam ilmu pengetahuan menyangkal (adanya) ilmu gaib laduni (langsung dari sisi Allah) yang dicapai oleh para ahli suluk dan ahli makrifat (yang lebih kuat dan lebih kukuh dibanding semua kategori ilmu lain) dengan mengatakan, ‘Apakah ada ilmu tanpa proses belajar, berpikir dan bernalar?’”2
Kemudian dia memaparkan bukti-bukti filosofis untuk menepis keragu-raguan semacam itu. Seperti biasa, dia membingkai bukti-bukti filosofisnya dengan dalil-dalil tekstual yang melimpah ruah.
Dalam sistem filsafat hikmah, metode rasional-filosofis tidak bisa berdiri secara terpisah dari metode penyucian hati dan begitu pula sebaliknya; keduanya saling membutuhkan, sedemikian sehingga bila yang satu berjalan tanpa yang lain maka kerancuan dan kesesatan akan terjadi.
Mulla Shadra menyatakan, “Kaum sufi biasanya mencukupkan diri pada rasa dan intuisi (wijdan) dalam mengambil kesimpulan, sedangkan kami tidak akan berpegang pada apa yang tidak berdasarkan pada bukti-bukti demonstratif (burhan).”3
Kemudian Mulla Shadra meneruskan, “Janganlah engkau peduli pada pelbagai kepura-puraan puak sufi, dan jangan pula engkau gandrung pada pelbagai celoteh para filosof gadungan. Hati-hatilah wahai sahabatku, atas kejahatan kedua puak ini. Semoga Allah tidak mempertemukan kita dan mereka walau hanya sekejap mata.”4
Di tempat lain, dia menyimpulkan, “Oleh sebab itu, yang paling tepat adalah kembali kepada metode kami dalam memperoleh makrifat dan pengetahuan dengan memadu-padankan metode para filosof yang bertuhan (muta’allih) dan para mistikus yang beragama Islam.”5
Upaya Mulla Shadra mendamaikan metode rasional-filosofis dan spiritual-mistis dengan ajaran-ajaran Islam sesungguhnya berangkat dari keyakinannya pada keunggulan Islam. Baginya, keunggulan Islam yang menggabungkan kekuatan rasional dengan kekayaan spiritual hanya bisa dipahami dan diapresiasi melalui kedua metode ini secara seimbang.
Dalam al-Mabda wa al-Ma’ad, Mulla Shadra secara singkat memaparkan keserasian bukti-bukti rasional dan ajaran-ajaran tradisional Islam. Pada karya utamanya, al-Asfar, secara ekstensif ia meneguhkan keserasian metode filosofis dan mistis dengan ajaran-ajaran Islam. Ia menandaskan, “Adalah mustahil hukum-hukum syariat yang hak, Ilahi dan putih-bersih berbenturan dengan pengetahuan yang swabukti; dan celakalah aliran filsafat yang prinsip-prinsipnya tidak selaras dengan al-Quran dan sunah.”6

Dasar-dasar
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, prinsip-prinsip utama filsafat hikmah semuanya bersifat hudhuri (swabukti atau self-evident), sehingga pengukuhan filsafat ini dapat dilakukan secara introspektif. Berikut adalah sebagian dari prinsip-prinsip utama filsafat hikmah:
Pertama, para pendukung filsafat ini menyatakan bahwa wujud atau ada merupakan konsep sederhana yang secara langsung bisa dimengerti tanpa perantara konsep lain (badihah mafhum al-wujud).7
Kedua, wujud merupakan konsep yang berlaku secara umum atas segala sesuatu dengan pengertian tunggal (mafhum al-wujud musytarakun ma’nawi).8
Ketiga, prinsip yang disebut dengan ashalah al-wujud yang berintikan bahwa wujud adalah ungkapan bagi realitas secara mutlak yang mau tak mau pasti kita akui keberadaannya.9 Di luar itu, yakni segenap ungkapan dan konsep lain yang terdapat dalam perbendaharaan bahasa manusia yang dalam istilah para filosof disebut dengan mahiyah adalah rekaan manusia (i’tibariyah). Semua konsep selain wujud hanyalah batasan konseptual atau ilustrasi dari wujud.10
Keempat, untuk menjelaskan keberagaman wujud yang kita saksikan secara langsung di alam raya ini, filsafat hikmah mengajukan prinsip yang disebut dengan tasykik al-wujud. Intinya, wujud yang mutlak itu merupakan kenyataan atau realitas yang bertingkat-tingkat.11 Contoh yang lazim digunakan untuk menggambarkan kebertingkatan itu adalah cahaya sebagai realitas yang bergradasi.
Kelima, setiap titik dalam wujud yang bertingkat-tingkat itu mengalami proses evolusi yang terus-menerus dalam suatu gerakan substansial. Perlu dicatat bahwa dalam wacana filsafat, gerak (harakah) diartikan sebagai proses aktualisasi potensi (khuruj al-quwwah ila al-fi’li). Inilah prinsip yang disebut dengan al-harakah al-jauhariyyah.
Keenam, gerakan substansial dalam konteks manusia terjadi melalui hubungan subjek dengan objek. Subjek di sini adalah ruh, jiwa atau akal, sementara objek adalah pengetahuan yang dicerapnya (ilm). Jadi, pertumbuhan ruh manusia ditentukan oleh objek-objek pengetahuan yang dicerapnya, persis sebagaimana pertumbuhan tubuh ditentukan oleh gizi yang dimakannya. Makin tinggi nilai objek-objek pengetahuannya, makin subur dan “sehat” ruh itu. Sebaliknya, makin rendah nilai objek-objek pengetahuannya, makin lemah, “sakit,” dan surut ruh itu. Inilah prinsip yang dalam filsafat hikmah disebut dengan ittihad al-aqil bi al-ma’qul.

Beberapa Implikasi
Filsafat hikmah merupakan pengembangan atas pesan-pesan al-Quran dan sunah. Dalam banyak kesempatan, Mulla Shadra sang jurubicara ulung sangat berbangga karena dapat merumuskan sistem filosofis yang sepenuhnya berpijak di atas dasar teks-teks al-Quran dan sunah. Seperti telah kita kutip di atas, Mulla Shadra mengecam spekulasi filosofis liar yang tidak berpijak pada wahyu Ilahi. Baginya, semua spekulasi filosofis yang tidak bermuara pada teks-teks suci hanya akan berakhir dengan kesimpulan-kesimpulan yang membingungkan dan menyesatkan. Penegasan tersebut merupakan langkah besar dalam sejarah panjang filsafat Islam, mengingat hal itu berarti berita tentang lahirnya filsafat Islam yang sebenarnya.
Atas dasar itu, Mulla Shadra menyebut filsafatnya dengan al-hikmah atau al-hikmah al-Ilahiyyah. Hikmah merupakan istilah yang secara khas dipakai oleh al-Quran dan sunah dalam bermacam makna. Al-Quran menyebutkan tugas kenabian sebagai pengajaran al-Quran dan hikmah (QS. 2: 129, 3; 48, 3: 164, dan sebagainya). Lantas, Allah meminta Nabi Muhammad saw untuk menyeru ke jalan-Nya dengan al-hikmah (QS 16: 125). Dalam surah al-Baqarah ayat 269, al-Quran menyebut al-hikmah sebagai anugerah kebaikan yang besar.
Filsafat hikmah tidak mengajak orang untuk sekadar berwacana, tetapi bergerak secara konstan dalam kerangka ajaran-ajaran Islam yang bercirikan hikmah (kebijaksanaan, ketegasan, kepastian). Dalam wujud yang luas ini, filsafat hikmah menempatkan manusia sebagai entitas unik yang dapat berkembang sedemikian sehingga substansinya terus meninggi (atau menurun). Filsafat hikmah mengapresiasi proses evolusi manusia ini dengan mendayagunakan semua potensi yang telah dimilikinya.
Dalam pelbagai karya mereka, para pendukung filsafat hikmah selalu menggambarkan bahwa manusia adalah suatu kemenjadian yang secara konstan mengalir tanpa henti. Manusia bukan merupakan entitas yang mandeg, melainkan terus bergerak menaiki atau menuruni deretan tak-terbatas dari tingkatan-tingkatan wujud. Pernyataan seperti ini sebenarnya menjelaskan ajaran pokok semua agama mengenai manusia sebagai makhluk unik yang bergerak dalam suatu gerakan yang tak-terelakkan melewati “kematian” menuju “surga” ataupun “neraka.”
Berdasarkan prinsip-prinsip filsafat hikmah, kita dapat menghayati teks-teks suci, khususnya yang berbicara tentang hal-hal gaib, dalam bentuk yang lebih filosofis. Umpamanya, dalam banyak kesempatan, Mulla Shadra sering mengutip ayat-ayat dan hadis-hadis Nabi Muhammad saw atau pun para imam Syiah mengenai hubungan satu amalan kecil dengan pahala besar yang dihasilkannya. Hubungan-hubungan antara alam gaib dan alam fisik ini dijelaskan sebagai hubungan antara satu tingkat dengan tingkat lain dalam piramida wujud yang tunggal.
Filsafat hikmah menyadarkan kita bahwa semua kerja manusia punya nilainya yang tersendiri, betapa pun tidak berartinya nilai itu dalam perskeptif suatu tingkatan wujud tertentu. Di dalam wujud yang bergerak secara konstan ini, hal-hal kecil akan berpengaruh terhadap proses evolusi manusia selanjutnya. Manusia yang berpikir tentang batu pasti akan dipengerahui oleh citranya tentang batu, sampai akhirnya ia akan menyerap sifat-sifat batu itu secara total.
Oleh sebab itu, para pendukung filsafat hikmah sangat menekankan pentingnya kita untuk mengkaji teks-teks suci sebagai satu-satunya rujukan pasti mengenai hubungan-hubungan alam fisik dan alam gaib. Setiap tindakan fisik kita akan mempunyai dampak terhadap dimensi ruhani-gaib kita yang pada gilirannya akan kembali menghantui kita sehingga kita melakukan hal-hal lain yang akan berpengaruh terhadap dimensi ruhani-gaib kita dan begitulah seterusnya. Hubungan-hubungan yang saling berjalin-berkelindan ini dijelaskan dalam filsafat hikmah berdasarkan bukti-bukti filosofis yang diperkuat oleh teks-teks suci dan penyingkapan mistis.

Catatan Akhir
Kebangkitan atau renaisans Islam tidak boleh diukur dari kemajuan dalam bidang-bidang teknis-perindustrian, lantaran manusia menuju puncak kesempurnaannya justru melalui pembebasan dirinya dari kondisi-kondisi alam yang melingkupinya. Makin sempurna manusia, makin bebas ia dari hal-hal material dan makin bertumpu ia pada kekuatan kemanusiaannya.
Dengan kata lain, kesempurnaan manusia ditentukan oleh ciri khasnya sebagai manusia, yaitu kesempurnaan daya-daya intelektual dan spiritualnya. Oleh karena itu, langkah manusia menuju kesempurnaan berbanding lurus dengan langkah pembebasannya dari materi dan pendekatannya ke arah pengetahuan, keruhaniaan dan keimanan.
Maksud ungkapan ‘bebas dari materi’ bukanlah ‘hidup dalam kevakuman yang jauh dari alam materi,’ melainkan penguasaan dan pengendalian manusia atas kondisi-kondisi material dan bukan sebaliknya. Kalau di masa-masa lampau manusia sedemikian bergantung pada kondisi-kondisi material yang mengurungnya, maka di masa-masa mendatang ia pasti akan makin mandiri dari lingkungan materialnya. Manusia masa depan akan makin sanggup mengendalikan dan memanfaatkan semua potensi dan kapasitas material untuk pergerakan substansialnya mendaki puncak-puncak kesempurnaan manusiawinya yang hakiki.
Oleh sebab itu, agama masa depan mestilah merupakan pandangan dunia yang memiliki sendi logis-rasional yang utuh, sendi emosional-spiritual yang kaya, mengandung gagasan-gagasan yang mendalam dan menghunjam, tidak saling beradu dan berbenturan, serta mengandung cita-cita besar yang luhur dan suci.
Agama masa depan mesti mampu menjelaskan semua ajarannya dalam bentuk penuturan logis-filosofis yang lancar dan memuaskan, tidak dalam bentuk yang dipaksakan dan dibuat-buat. Agama yang demikian ini juga harus bisa menghadirkan harapan dan kegairahan spiritual bagi manusia, sedemikian sehingga manusia dapat merasakan adanya makna di balik perjalanan hidupnya yang serba-singkat dan sarat-penderitaan ini.
Salah satu implikasi terbesar dari kehadiran filsafat hikmah di tengah-tengah umat adalah munculnya kesadaran bahwa Islam memiliki semua syarat dan kelayakan untuk menjadi agama masa depan. Tidak berlebihan bila saya katakan bahwa filsafat hikmah yang sepenuhnya bersumber pada al-Quran dan sunah ini menggugah kita untuk kembali menghayati ajaran-ajaran Islam. Bagaimana tidak! Filsafat hikmah telah berhasil menampilkan Islam sebagai puncak dari ribuan tahun tradisi agama semitik, rasionalisme Yunani, dan mistisisme Timur yang telah banyak menyumbang perkembangan peradaban manusia di muka bumi.[]

Catatan Kaki:
1. Mulla Shadra, al-Asfar, Maktabah al-Mushthafawi, 1378 H, Qum, Bagian Pengantar.
2. Mulla Shadra, Mafatihul Ghayb, Muassasah Muthala’at va Tahqiqat Farhanggi, Tehran, tanpa tahun, hal.48.
3. Ibid, hal.55.
4. Ibid, hal.56.
5. Ibid, hal.56.
6. Op.Cit, hal.23.
7. Thabathaba’i, Bidayatul Hikmah, Muassasah an-Nasyr al-Islami, 1422 H., Qum, hal.11.
8. Ibid, hal.12.
9. Ibid, hal.14.
10. Ibid, hal.20.11. Ibid, hal.24.

Thursday, April 17, 2008

Keuangan

Sorri ini ambil tulisan orang laen. sebelumnya mohon maaf...lagi miskin ide, he..he..
Tips dari Praktisi Perencana Keuangan
Pengantar:Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN ini mengunjungi pembaca setiap hari Jumat. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis. Pembaca dapat mengirimkan pertanyaan atau berkonsultasi seputar masalah-masalah perencanaan keuangan. Pertanyaan dapat dikirim lewat email: redaksi@sinarharapan.co.id, Faksimile Redaksi Sinar Harapan (021) 3153581, surat dialamatkan ke redaksi Sinar Harapan, Jl. Raden Saleh No. 1B-1D Cikini, Jakarta Pusat 10430, dan bisa membuka di http://www.pembelajar.com/ISOL. Kehidupan berkeluarga selalu menarik untuk disimak dan dipelajari karena adanya perubahan serta nilai-nilai yang dianut. Setiap orang atau individu memiliki keunikan dibandingkan dengan orang lain, baik itu berupa kekuatan maupun kekurangan. Selama kami menjalani profesi sebagai perencana keuangan keluarga, kami menemukan dua kelompok besar keluarga, yaitu secure dan insecure. Sebelum lebih jauh, kami ingin sedikit mengulas mengenai kedua hal tersebut, secure dan insecure.Orang-orang yang secure adalah mereka biasanya memiliki hubungan kekeluargaan yang baik dan selalu melihat tujuan akhir dari semua rencana yang mereka buat. Perencanaan jangka panjang menjadi suatu keharusan dan mereka terbiasa untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut sehingga biasanya mereka terbebas dari utang yang berkepanjangan. Mereka selalu melihat sesuatu berdasarkan kualitasnya bukan hanya kwantitas. Itulah beberapa ciri dari orang–orang yang secure. Pastinya tidak demikian pemaham Anda terhadap arti secure, sama dengan kami. Pada awalnya kami beranggapan bahwa orang-orang yang secure adalah orang-orang yang kaya. Ternyata tidak hanya sebatas itu. Kelompok secure, beranggapan bahwa uang bukanlah menjadi ukuran terpenting.Sedangkan orang-orang yang insecure bisa dibilang kebalikan dari mereka yang secure. Lebih jelasnya, mereka yang insecure percaya bahwa ada hubungan langsung antara uang dan kebahagian. Mereka memiliki kekayaan atau pendapatan yang cukup tapi mereka selalu saja membelanjakan sebanyak atau malah lebih dari yang mereka hasilkan oleh karenanya mereka selalu dipusingkan oleh utang. Mereka selalu membeli sesuatu dengannya mereka berkeyakinan akan meningkatkan status mereka dihadapan orang lain. Tapi bila melihat gambaran kedua kelompok ini, sebagian besar dari masyarakat berada diantara kedua kelompok ekstrim ini. Selama kami menjalani profesi sebagai perencana keuangan, kami menemukan banyak hal yang berkaitan dengan pola pengelolaan keuangan. Berdasarkan hal itu, kami mencoba untuk mengembangkan pegangan bagi semua keluarga agar dapat menjalani kehidupan berkeluarga lebih baik lagi. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dan pegang dalam pengelolaan keuangan Anda:Waktu Adalah Sahabat Anda Semakin awal Anda memulai untuk menyisihkan dana secara regular untuk tujuan masa masa depan Anda, akan semakin kecil dana yang Anda harus alokasikan setiap bulannya secara regular untuk mengembangkan jumlah aset Anda.Sebagai contoh kami gunakan illustrasi, Andi dan Anita. Anita sudah memulai untuk menyisihkan secara regular setiap bulannya untuk tujuan masa pensiunnya disaat ia baru memasuki jenjang pernikahan. Saat ini usia Anita 24 tahun berencana untuk menyiapkannya sampai usia-nya memasuki 60 tahun. Dengan menyisihkan secara regular setiap bulannya sebesar Rp 1 juta dengan asumsi bunga yang diambil 12 persen per tahun, maka dengan rencana tersebut, Anita dalam 36 tahun akan memiliki aset sejumlah hampir mencapai Rp 7.3 miliar atau tepatnya sebesar Rp 7.259.250.000Sedangkan Andi, usianya saat itu 28 tahun dan merasa bahwa ia masih terlalu muda untuk mulai menyisihkan utuk tujuan pensiun. Sehingga ia menundanya sampai usianya memasuki 40 tahun. Pada usia tersebut ia merasa sudah sepantasnya ia mulia mengumpulkan dana untuk tujuan pensiunnya. Andi memulai menyisihkan dana sebesar Rp 2 juta setiap bulannya (dua kalilipat dari rencana Anita) sampai usianya memasuki 64 tahun. Andi masih memiliki waktu 24 tahun untuk mengembangkan asetnya. Pada saat usianya memasuki 64 tahun maka Andi akan memperoleh dana sekitar Rp 3,3 miliar atau lebih kecil dari aset yang dimiliki Anita. Selisih hampir Rp 4 miliar.Besarnya selisih aset yang dimiliki Anita dan Andi dikarenakan oleh waktu yang dimiliki untuk berkembangnya nilai uang yang ada. Fakta yang dapat kita ambil adalah walau Andi menyisihkan dua kali lipat dari jumlah yang Anita alokasikan, dengan waktu yang lebih panjang, Anita dapat mengumpulkan lebih dari dua kali lipat dari apa yang dikumpulkan oleh Andi. Jadi kesimpulannya adalah waktu menjadi sangat penting dalam pengembangan aset yang Anda miliki. Semakin cepat Anda memulai investasi akan semakin besar pertumbuhannya dengan asumsi tingkat suku bunga sama. Kebiasaan Menunda Adalah Musuh AndaTemuan paling penting dalam sejarah keuangan adalah bunga majemuk (compound interest). Prinsip bunga majemuk adalah, hasil bunga yang didapat dari investasi akan ditambahkan kembali ke investasi awal dan dibungakan kembali. Jadi hasil yang akan Anda peroleh dalam tahun-tahun mendatang bukan hanya dari investasi awal yang Anda tempatkan tapi juga dari bunga yang dihasilkan selama uang itu diinvestasikan.Mari kita lihat ilustrasi berikut ini. Andi berusia 25 tahun, Tuti 35 tahun, dan Anto 45 tahun. Usia pensiun yang mereka inginkan adalah 55 tahun. Lihat perkembangan investasi dimana mereka menginvestasikan setiap bulan sejumlah Rp 1 juta dengan tingkat suku bunga 8 persen. Dalam kehidupan nyata, pajak berpengaruh dan menurunkan jumlah keuntungan yang bisa Anda peroleh.Jelas terlihat dari tabel diatas, harga yang harus dibayar akibat kebiasaan menunda sangat mahal. Bila Anda menunda 10 tahun (usia Anda saat ini 25), dengan nilai investasi Rp 100 juta dan asumsi bunga 6 persen, di usia 55 tahun, Anda hanya memperoleh dana sekitar Rp 320 juta. Bila tidak menundanya Anda bisa memperoleh sekitar Rp 574 juta.Sikap suka menunda-nunda bisa mempengaruhi Anda dalam berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan keuangan. Dalam contoh di atas, kami hanya memberikan contoh bila Anda gagal untuk mulai menginvestaikan. Tapi sebenarnya sikap suka menunda juga juga berakibat fatal, misalnya dalam perencanaan proteksi. Bila Anda menundanya, dan terjadi musibah. Hal ini sangat mungkin merusak keuangan keluarga yang tadinya stabil dan teratur.Satu-satunya tindakan yang harus Anda ambil adalah melakukan perencanaan keuangan keluarga yang menyeluruh sekarang. Jangan tunda lagi, berapapun usia Anda saat ini. Karena menunda keputusan seputar keuangan keluarga harus dibayar mahal di masa datang. Take action, now!!Kebutuhan Vs KeinginanSebenarnya tidak ada batasan yang pasti untuk menentukan perbedaan antara kebutuhan atau keinginan. Mari kita mulai dengan mendifinisikan keduanya. Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera. Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas. Namun bila keinginan tidak terpenuhi maka sesungguhnya kesejahteraannya tidak berkurang. Namun demikian, yang namanya kesejahteraan dan kepuasan juga sangat relatif bagi setiap orang. Sedangkan kami berpendapat bahwa untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, harus dilihat dari segi fungsinya. Sesuatu dikatakan sebagai keinginan kalau sudah merupakan tambahan atas fungsi utamanya. Misalkan mobil sebagai alat transport, mungkin itu sebagai kebutuhan karena fungsinya sebagai alat transportasi. Tapi aksesoris tambahan untuk mobil tersebut, misalkan velg racing, tape dan lain-lain bukan untuk menambah kenyamanan atau keamanan berkendara, tapi hanya sekedar mempercantik penampilannya saja. Saya rasa itu bukan kebutuhan, itu cuma keinginan saja. Dan keinginan ini bisa ditunda kalau semua kebutuhan yang lain sudah terpenuhi dengan baik. Walaupun mungkin kini Anda merasa mampu untuk memenuhi semua keinginan Anda, tapi kita tetap harus bijaksana, jangan sampai lupa akan kebutuhan/ tujuan di masa yang akan datang. Kita harus mempersiapkan dana pensiun kita agar bisa menikmati hari tua dengan tenang, kita juga harus mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anak kita, dan itu semua adalah kebutuhan masa depan yang harus disiapkan sejak sekarang. Yang harus diingat adalah, jangan sampai memenuhi keinginan dengan mengabaikan kebutuhan atau tujuan keuangan jangka panjang yang diprioritaskan. Oleh karenanya memiliki perspektif jangka panjang dalam hal keuangan keluarga harus diperhatikan. Lebih Mudah Mengontrol Pengeluaran daripada Menambah PendapatanKebanyakan keluarga pada umumnya lebih menfokuskan untuk meningkatkan penghasilan baik dengan bekerja lembur atau bekerja dihari libur. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap hubungan Anda dan keluarga, karena Anda harus di luar rumah sepanjang hari, bukan hanya hari kerja tapi hari libur juga. Mereka selalu beranggapan bahwa dengan penghasilan besar maka akan dapat memenuhi semua kebutuhan maupun keinginan keluarga. Tapi mereka lupa, bahwa mata uang memiliki dua sisi, ada arus masuk serta arus keluar. Dalam hal mencapai kesejahteraan keluarga, kedua hal ini adalah arus masuk keuangan keluarga serta aliran keluar uang dengan membelanjakannya menjadi sangat penting. Keseimbangan keduanya menjadi tolak ukur utama untuk mencapai kebebasan finansial atau kelompok secure tadi.Menabung Membuat Anda Kaya, Bukan Penghasilan AndaTidak seorang pun menjadi kaya hanya karena penghasilannya besar. Kekayaan menjadi nyata bila Anda menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulannya dan diinvestasikan. Banyak orang berpikir “bila saja saya menghasilkan lebih banyak maka semua keadaaan akan lebih baik”, mungkin benar atau malah sebaliknya, tambah amburadul. Realitanya, dengan meningkatnya pendapatan pasti akan selalu dibarengi dengan kenaikan standar hidup atau gaya hidup. Sehingga Anda akan tetap membutuhkan hampir semua penghasilan bulanan yang Anda peroleh dengan kerja keras. Oleh karena itu, poin ketiga yaitu membedakan antara kinginan dan kebutuhan menjadi sangat penting. Kenyataannya, bila individu atau keluarga gagal merencanakan menabung (saving plan) maka mereka hanya akan menambah hutangnya. Sangat tidak benar bila Anda berpikir bahwa kekayaan akan datang dengan sendirinya karena penghasilan Anda besar. Anda harus berubah menjadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Dalam kaitannya dengan keuangan, banyak orang beranggapan bahwa ia bisa melakukan kesalahan dengan menggunakan semua penghasilannya untuk keperluan bulanan dan nantinya akan membetulkannya bila penghasilannya meningkat. Jadi Anda sangat percaya bahwa dengan penghasilan Anda yang tinggi akan merubah keadaan keuangan Anda di masa datang. Percaya dengan kami, bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi bila prilaku Anda terhadap uang tidak pernah berubah. Jangan belanjakan seluruh penghasilan bulanan Anda. Sisihkan dan investasikan untuk masa depan. Demikianlah beberapa hal penting yang menurut hemat kami bisa menjadi pegangan keluarga dalam mengelola keuangannya. Jadi dapat disimpulkan bila Anda ingin menjadi kaya (dalam artian material) atau secure di masa datang perhatikan bahwa waktu adalah teman Anda, lakukan sekarang jangan tunda lagi. Sikapi perbedaan keinginan dan kebutuhan dengan bijak dan dua hal lainnya adalah Anda mengubah perilaku Anda terhadap uang atau perubahan pada diri Anda sendiri dan tingkatkan persentasi tabungan Anda. Semoga bermanfaat

Wednesday, April 2, 2008

REVIEW

Aku melakukan refresh, soalnya habis mikir tentang kerjaan. Aku ingin menuliskan lagi beberapa catatan harianku, kadang aku ketawa , kadang sedih, kadang serius saat membaca catatan harianku. Ya ternyataan lucu juga ya, aku pesankan kepada semua yang baca blok ku, jangan lupakan catatan harianmu mungkin sangat berguna disaat kamu pingin melihat liku2 hidupmu dalam momen2 tertentu yang menarik dalam hidupmu. Cobalah..jika dirimu punya waktu.





8 Juli 1999


Catatan dari seorang pengembara yang terus mencari kebenaran hakiki sedapat yang bisa diinterpretasikan dan diamalkan dalam hidupnya. Dua hari ini muncul dalam pikiranku tentang perjalanan hidup nabi Muhammmad saaw baik secara individual maupun dalam mengemban misi yang telah diamanatkan Tuhan. enarkah misi nabi Muhammad membentuk negara islam atau kah membentuk masyarakat islam dan apa bedanya??





8 Sep 1999


Ada rasa bosan dan menjenuhkan pada hari ini di tempat ini. Rasanya ingin sekali meluangkan waktu untuk refreshing ke tempat yang memang khusus untuk tujuan itu.


Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, hampir aku tak merasakan apa yang kulakukan seharian ini. Kadang aku lupa tentang apa yang seharusnya selalu kuingat dan membayangkan segala yang akan memperbaiki taraf hidup dan kehidupanku di dunia fana ini sebelum sampai ke alam selanjutnya. Tuhan Tolonglah aku untuk melawan segala ketidakberdayaanku dan berilah aku kekuatan untuk itu.

Sunday, March 30, 2008

Agama cinta...

Tahun 2007 ditetapkan oleh UNESCO sebagai tahun Rumi. itulah dia jalaluddin Rumi. Perayaan dimana-mana di Paris, Melbourne, Jepang, dan lain-lain termasuk Indonesia. Sekitar 150 orang para fakar dari semua agama mengunjungi makam rumi di kota kroya, TURKI. Untuk mengenang seorang muslim yang pemikirannya menembus lintas batas agama dan negara. Yang mengedepankan teori...CINTA.

Dalam pemikiran Rumi yang sangat terkenal adalah teori evolusi cinta. 600 tahun sebelum Darwin mengemukakan teori evolusinya. Kalau evolusi Darwin tidak jelas arah yang dituju, maka evolusi Rumi amat jelas arahnya. Dari evolusi cinta..berlanjut dari setiap alam untuk mencintai yang Maha, Penyebab pertama (TUHAN). Semua alam bergerak karena cinta.

Adanya alam karena ada cinta Tuhan, alam tanpa cinta akan mati. Alam itu hidup (bernyawa) termasuk yang dulu kita ketahui sebagai benda mati ( Mineral, tanah, batu dan sejenisnya). Setiapa alam ada nyawanya telah diungkap oleh ikhwan as shafa 800 tahun yang lalu, sehingga kita mesti memperlakukan alam dengan CINTA.

Timbulnya efek rumah kaca seperti yang terjadi sekarang, runtuhnya balok es palang di kutub selatan semakin menambah derita manusia, kenapa karena mereka menganggap alam ini sebagai benda mati, ga punya jiwa.

Sungguh dulu di saat kuliah ga pernah kudapatkan tentang hal ini. Untung aku ikut kuliah dari DR Mulyadi Kartanegara, dosen filsafat Pasca Sarjana UI, UIJ. Ya jadi tahu lah. Bersyukur.......

Ah segitu dulu ya....goresannya.. aku merasa maka aku menulis, aku berfikir maka aku ada dan menulis. he..he..

Thursday, March 27, 2008

LASKAR CINTA....

Jadi terinspirasi tentang berseliweran tentang kata cinta. Nyanyian mendominasi tentang cinta. Sinetron cinta lagi..novel cinta lagi... Sungguh kata yang dahsyat.

YouTube - Ketika Soekarno tertawa

YouTube - Ketika Soekarno tertawa

Tuesday, December 12, 2006

DUNIAKU DAN HIDUPKU

PERJALANAN PANJANG HAMPIR TAK TERASA. AKU YANG DILAHIRKAN BAYI KINI TELAH BESAR SEKALI.
HIDUP KADANG INDAH, KADANG MEMBOSANKAN, KADANG RAMAH KADANG KEJAM. SANGGUPKAH AKU MENJALANINYA??????
PETIK DAWAI MAINKAN IRAMA MELODI, ALUNAN DALAM KEDAMAIAN, CINTA, PENGORBANAN, PERJUANGAN DAN BANYAK HAL YANG TAK KUKETAHUI